Pada novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Alur yang digunakan juga maju mundur. Maksudnya menceritakan masa-masa SD dan SMP, Dika juga menceritakan masa lalunya ketika beranjak remaja.
Setelah menikah dengan Muhammad, Khadijah menyerahkan semua urusan bisnis dan finansial kepada suaminya yang terkenal cerdas dan jujur. Ia juga mendukung keputusan suaminya untuk bersedekah kepada fakir miskin dan membantu orang-orang yang tertimpa kemalangan.
Khadijah seorang yang diistimewakan oleh Allah dari seluruh istri beliau dengan datangnya wahyu pertama, awal pengutusannya sebagai rasul, dan awal turunnya Al-Qur’an.
Karena akan lebih baik bagimu untuk segera menutupi ketelanjangan dan berlalu dari lantai penebahan cinta,
Allah menganugerahi visi yang jernih dan tekat yang kuat untuk melakukan perlawanan pada tradisi yang salah. Ia memilih sendiri calon suami yang diyakini dapat membawa kebahagiaan kepadanya dan mampu menjaga diri serta mengelola hartanya. Kemiskinan Muhammad tidak menjadi penghalang bagi Khadijah untuk memilih Muhammad sebagai suami.
Kekurangannya akhir cerita pada buku ini sangat mengambang dan membuat pembacanya penasaran. Dan juga terdapat kata-kata agak vulgar tidak disensor.
Sangat wajar, pada zaman itu Rasul membuat banyak orang masuk Islam. Rasul yang pengertian dan memiliki empati tinggi pasti mampu menggerakkan hati banyak orang.
Suatu hari, dia membantu seorang lelaki tua dan seperti yang ditakdirkan oleh nasib, pindah ke sebuah rumah besar dengan empat lelaki yang tampan yang juga merupakan sepupu miliarder dan pewaris kekayaan keluarga Kang. Konflik pun berlanjut ketika mereka terjebak dalam kisah cinta satu sama lain.
Hingga pada akhirnya pada saat Dika, Joshua dan Abu sedang bermain di ruang tamu, tanpa sengaja bola yang ditendang Abu mengenai patung milik ibunya hingga pecah. Karena Abu merasa takut, Dika pun memanfaatkan kondisi ini untuk membuat Abu patuh dan takut padanya.
Khadijah Binti Khuwaillid, Ra. adalah seorang wanita pengusaha yang mandiri dan independen. Kala itu ia telah menikah two kali –kedua suaminya terdahulu telah meninggal dunia- sebelum akhirnya menikah dengan Rasulullah SAW. Ia janda dengan 3 orang anak, 2 laki-laki dan one perempuan. Beliau adalah saudagar wanita paling diperhitungkan pada jamannya. Keputusannya menikahi –bahkan melamar Muhammad untuk dirinya sendiri, yang ketika itu berusia twenty five tahun jauh lebih muda fifteen tahun dari umurnya, bukanlah sebuah keputusan yang lazim bagi seorang wanita pada jaman Arab jahiliah, apalagi telah banyak pinangan dari para bangsawan Quraisy yang datang pada dirinya.
Alhamdulillaah buku ini juga mencantumkan referensi hadits dan siroh yang Insya Allah terpercaya. Sayangnya saya kurang suka gaya narasinya yang mungkin agak terlalu berbunga-bunga seperti narasi fiksi. Padahal tidak perlu dihias dengan kata2 get more info berbunga2 yang melankolis pun kisah Nabi solallaahu alaihi wasallam selalu bermanfaat untuk disimak.
Ada berapa istri nabi? di buku ini disebutkan sebanyak 13. Namun rupanya selain itu ada beberapa wanita lain yang dinikahi nabi namun keburu ditalak sebelum "dicampuri" dengan berbagai macam alasan.
Ketahuilah, apa yang salah takkan menimpamu, apa yang menimpamu bukan sesuatu yang salah. Tak advertisement apertolongan tanpa kesabaran, tak ada kesenangan tanpa kesusahan, dan tak ada kemudahan tanpa kesulitan
Tak hanya bagi Rasulullah observed, bahkan ibunda Khadijah juga istimewa bagi semua manusia di muka bumi ini. Allah swt pun memberikan salam untuknya.